Wednesday 11 August 2010

Kuabdikan Hidupku Kepada Bangsa Agar Dapat Menjadi Pelindung Bagi Anak dan Istriku

Jadi seperi ini ceritanya, ini bukan tentang gw yang tiba-tiba nikahin anak orang lantas punya anak, its not.

Kira-kira empat malam yang lalu, malam pertama kepulangan adik kecil gw (garpil) ke rumah setelah kurang lebih 2 minggu tidak pulang. Tubuhnya mengurus dan tampak tidak sekuat biasanya, matanya terlihat sayu, sekujur tubuhnya dipenuhi luka dan kotoran yang setelah keesokan harinya diidentifikasi bahwa garpil mengidap penyakit scabiesis -penyakit kulit yang disebabkan oleh Tungau notoedres cati (sejenis kutu)

Malam itu garpil tampak gelisah akibat gatal-gatal yang diterima tubuhnya (tungau ini menyerang lebih hebat pada malam hari), sehingga ia menjadi tidak bisa diam, dan akhirnya menjatuhkan bingkai yang berisikan sebuah tulisan :


KUABDIKAN HIDUPKU KEPADA BANGSA AGAR DAPAT MENJADI PELINDUNG BAGI ANAK DAN ISTRIKU

Meskipun sempurna dalam keinginan hatiku, pastilah kurang aku dalam hal mewujudkannya,
Sebagai seorang ayah aku ingin mengantarkan keluargaku ke pintu harapannya, tetapi sebagai insan yang sangat terbatas pastilah aku jauh dari kesempurnaan,
Dari sedikit aku menanam, aku berharap laksana menanam benih pohon kebaikan,
Aku telah tumbuh namun tidaklah tinggi tapi telah mengukir sejarah disekelompok orang,
Dapatkah engkau anak-anakku untuk meneruskannya agar engkau lebih tinggi dan besar juga berbuah, seraya pula dapat mengukir kebaikan, dihati jutaan orang.
Sesungguhnya orang-orang yang besar bukanlah hanya sekedar pintar dan kaya,
Orang besar yang sejati ialah orang yang dapat memberi manfaat kepada jutaan orang.

-Umar Hamzah



Sepenggal tulisan yang membuat gw terhenyak di tengah malam,
Sebuah pesan hangat mendalam yang coba disampaikan melalui sebuah tulisan,
Bahwa harapan seorang ayah terhadap anaknya setidaknya agar putra maupun putrinya tumbuh menjadi pribadi yang baik dan dapat berguna bagi orang lain,

Semoga setiap waktu yang kita lalui semakin menjadikan kita pribadi yang lebih dewasa dan berkualitas, sehingga kita tidak hanya menjadi sepotong tubuh yang hanya sanggup berjalan, melainkan juga bermanfaat bagi orang banyak,
Aminn

Sedikit mengutip ucapan Bapak Mario Teguh, "Mari kita berbuat baik terhadap sesama, lalu perhatikan apa yang terjadi"

No comments:

Post a Comment