Wednesday 11 August 2010

For What Life Is

Gw fikir,hidup itu adalah layaknya sebuah buku.
gw buka lembaran kosongnya, gw isi dengan warna warni kehidupan, gw tulis, simpan, rubah, hapus, semua yang terdapat di dalamnya. Dan gw percaya bahwa suatu saat nanti –sebelum gw bener-bener menutup buku kehidupan– ada lembaran yang sudah lewat, yang saat ini harus gw tutup, yang akan gw buka lagi suatu saat. Tapi tidak untuk sekarang.

Riau, kabupaten siak, kecamatan minas, distrik gelombang pt.arara abadi, 12 juli 2009, 00.04 am.
Gw ga pernah berhenti berfikir mengenai esensi dari sebuah kehidupan. Apa itu hidup? Untuk apa hidup? Dan kenapa ada hidup jika suatu saat harus mati?
Pertanyaan-pertanyaan yang terus membuat hidup menjadi sangat luarbiasa, gw bisa terlalu kalah didalamnya juga membuat gw selalu menang dan ingin bertahan. Gw jatuh, senang, sedih, bahagia, kecewa, bangga, jatuh lagi, sedih lagi, senang lagi, kecewa lagi, bahagia lagi. Berulang-ulang. Berulang-ulang. Tapi gw percaya sekali bahwa ada keteraturan di dalamnya. Tidak akan pernah ada kebahagiaan jika tidak pernah merasakan kesedihan, juga sebaliknya. Tidak ada sesuatu pun yang baik di dunia jika kita tidak pernah mengatahui apa-apa yang buruk.
Hidup itu milik Tuhan, tapi kita yang menjalaninya, kita yang menentukan arahnya, sepenuhnya kita, dengan rules of the game yang ada.
Tuhan tidak sedang bermain dadu (Albert Einstein), segala keteraturan yang ada di dunia bukanlah sebuah kebetulan semata. Berawal dari sebuah ledakan BigBank yang merupakan titik awal dari terbentuknya dunia, sampai saat ini dan entah kapan nanti, ada keteraturan yang sangat jelas, pasti, di dalamnya.

Khairul umam gunawan, 21tahun 173hari.
Selama itu ada di dunia, sudah begitu banyak orang-orang yang gw temukan, mereka yang tidak pernah berhenti untuk berandil dalam buku kehidupan gw, entah itu hal baik pun hal buruk.
Semua ada dan pernah ada dalam hidup gw. Terimakasih buat semua yang pernah ada dan mengisi buku kehidupan gw, terutama keluarga gw yang luarbiasa, orang-orang yang pernah –dan sampe saat ini– udah jadi sahabat terbaik buat gw, semua yang pernah mengajari, mendorong, mengingatkan, memberi gw sesuatu apapun itu.
Ini bukan salam perpisahan atau apapun karena gw bukan mau bunuh diri, gw cuma baru aja flashback dan menertib ulang kembali rentetan kehidupan yang udah gw jalanin sampe detik ini.
Gw begitu sadar, dari kali pertama gw ada di dunia sampai detik ini, ada sekian banyak hal yang datang dan pergi dari kehidupan gw, sangat tidak sedikit lingkungan di sekeliling gw yang udah membentuk gw menjadi pribadi seperti saat ini. Begitu banyak ide-ide yang berkembang di sekitar gw, yang telah mampu mengajari gw berbagai hal.
Gw hanya ingin terus belajar– belajar kembali menjadi seorang ‘putih, bersih, tanpa dosa’ seperti ketika pertama kali gw ada di dunia, setelah baru saja terlintas di pikiran gw pertanyaan-pertanyaan : Mengapa disaat manusia tumbuh, berkembang, menjadi dewasa, mempunyai pikiran, justru semakin merosot nilai-nilai ‘putih’ yang ada, semakin banyak kesalahan yang diperbuat, semakin banyak cela yang terlihat? Mengapa manusia dewasa lebih buruk ketimbang ketika mereka baru terlahir di dunia? Padahal manusia dewasa telah dianugerahi pikiran tidak seperti ketika dia baru terlahir di dunia. Apa kemampuan berpikir justru menjatuhkan nilai-nilai dari seorang manusia? Apa manusia diciptakan untuk menjadi menurun nilainya dari sebuah proses kedewasaan yang dialaminya? Jika benar, apa ada parameter yang bisa menentukan kemerosotan nilai-nilai tersebut? Karena sampai detik ini belum bahkan tidak ada kebenaran sejati, dimana hanya ada kesepakatan bersama yang dibentuk oleh sekeliling manusia itu sendiri, darimana nilai-nilai itu ada? Karena kenyataannya alam tidak menghukum langsung orang-orang yang berbuat ‘salah’.

02.19 am, masih ditemani secangkir kopi susu hangat plus marlboro merah gw yang hampir abis.
Disini gw tidak bermaksud mencoba membahas sesuatu apapun, karena gw hanya mengisi waktu kosong di pagi ini karena kebanyakan tidur di beberapa waktu sebelum ini, gw hanya jadi tambah lebih banyak berpikir mengenai seputar kehidupan.
Tidak sedikit yang sudah gw lewatkan, dan sikon yang gw alami sekarang begitu membuat gw menjadi lebih sensitif, jauh lebih, sehingga membuat gw semakin melebur bersama apa saja yang terlintas di kepala gw, gw berpikir seputar masa lalu, masa mendatang, pendidikan, cita-cita, keluarga, realita, cinta, persahabatan, kasih sayang, dilema, dan apapun. Dan itu semua adalah esensi dari HIDUP. Hidup merupakan suatu kekuatan paling dinamis yang pernah ada, terus berputar, mengalir, mengikuti irama para pelakonnya. Hidup juga sesuatu yang amat sulit dimengerti, namun meskipun demikian memaksa setiap orang untuk menjalaninya, terlepas tidak sedikit pula orang-orang bodoh yang membunuh hidupnya karena merasa tidak sanggup untuk menjalaninya.
Gw blum lama ini baru saja melewati titik terendah yang pernah gw alami yang pernah ada selama hidup sampai saat ini, belum pernah sebelumnya gw merasa berada sebegitu bawah, jatuh, terperosok, jauh ke dalam, gelap, sunyi, sendiri, sebelumnya. Menurut gw hanya ada missed yang begitu banyak terjadi, baik itu pengertian, komunikasi maupun keadaan. Cukup banyak momen yang tidak tepat yang secara bersamaan datang di waktu yang sangat tidak tepat, hingga akhirnya membuat gw terjebak, berkutat, berfikir, dengan kondisi yang tidak sepenuhnya dalam keadaan sadar. Banyak proses di dalamnya, banyak yang harus gw korbankan untuk melalui itu semua.
Dan yang gw mengerti sekarang bahwa kegagalan sejatinya hanya akan menjadikan sebuah inspirasi bagi sebuah kebaikan, bahwa dengan terjatuh sesungguhnya hanya akan membuat kita berfikir bagaimana untuk bangun.
Ada sedikit catatan untuk mereka yang sedang terjatuh dalam hidup, gw pernah baca comment di notes salah seorang temen gw, bahwa setiap masalah yang menjatuhkanmu, selama itu tidak membunuhmu, hanya akan membuatmu menjadi lebih kuat. ini begitu sinergis dengan pepatah ANDA ADALAH SEBESAR MASALAH ANDA. Percayalah, semakin besar masalah yang dihadapi, akan semakin besar seseorang, karena sejatinya masalah itu ada untuk orang-orang yang berjuang dalam hidupnya, orang-orang yang terus belajar, baik dari sebuah keterpurukan, maupun keberhasilan.


Atas kesempatanMu untuk hidupku,
Atas ketidakmampuanku memikirkanMu,
Sujudku dari hambaMu ya Rabb, Tuhan semesta alam.

No comments:

Post a Comment